Tokoh-tokoh Behavioral Therapy
a. B.F. Skinner
BF Skinner (1904-1990), dibesarkan di
lingkungan keluarga yang hangat dan stabil. Skinner menerima gelar PhD di
bidang psikologi dari Harvard University pada tahun 1931 dan akhirnya kembali
ke Harvard setelah mengajar di beberapa universitas. Skinner adalah seorang
juru bicara terkemuka untuk behaviorisme dan dapat dianggap sebagai bapak dari
pendekatan behavior. Ia juga seorang ahli eksperimen di laboratorium.
Skinner tidak mempercayai
menusia memiliki pilihan bebas. Menurutnya tindakan tidak dipengaruhi oleh
pikiran dan perasaan. Ia menekankan pandangannya pada sebab akibat antara
tujuan, kondisi lingkungan dan perilaku yang dapat diamati. Pandangannya muncul
sebagai bentuk protes terhadap psikoanalitik yang berfokus pada pikiran dan
motif-motif yang tidak terlihat, sehingga ia merasa prihatin akan fokus yang
terlalu kecil terhadap lingkungan yang dapat diamati. Skinner tertarik pada
konsep penguatan dan menerapkannya dalam dirinya sendiri. Skinner percaya iptek
dapat menjanjikan masa depan yang lebih baik.
b. Albert Bandura
Albert Bandura (lahir 1925), dia
adalah anak bungsu dari enam anak di sebuah keluarga keturunan Eropa Timur.
Selama SD dan SMA ia bersekolah di sekolah yang kekurangan guru dan sumber
daya. Hal ini yang menjadi asset awal Bandura dalam mempelajari keterampilan
memimpin diri, Ia Memperoleh gelar PhD dalam psikologi klinis dari University
of Iowa pada tahun 1952, dan setahun kemudian ia bergabung dengan fakultas di
Universitas Stanford.
Bandura dan rekan-rekannya yang
merintis dalam bidang social modeling dan memperkenalkannya sebagai suatu proses yang kuat yang
menjelaskan beragam bentuk pembelajaran. Teori yang dihasilkan ialahSocial
Cognitive Theory, yang menyatakan manusia dapat mengatur diri sendiri,
dapat mempengaruhi tingkah laku dengan mengatur lingkungan, dapat menciptakan
dukungan positif, dan dapat melihat konsekuensi bagi tingkah laku sendiri.
Gagasan ini menyatakan bahwa manusia tidak hanya dibentuk oleh kekuatan
lingkungan, tetapi juga oleh kekuatan batin yang memotifasi.
Pengertian Behavioral Therapy
Behavioral therapy adalah salah satu teknik yanag digunakan dalam menyelesaikan
tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar
bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi
dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang
disebut sebagai belajar.
Tujuan Behavioral Therapy
Tujuan behavioral therapy adalah mencapai kehidupan tanpa mengalami perilaku simptomatik,
yaitu kehidupan tanpa mengalami kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat
membuat ketidakpuasan dalam jangka panjang, atau mengalami konflik dengan
lingkungan sosial.
Ciri-ciri Behavioral Therapy
Ciri-ciri behavioral therapy, adalah sebagai berikut :
a. Berfokus pada tingkah laku yang
tampak dan spesifik;
b. Memerlukan kecermatan dalam perumusan
tujuan terapeutik;
c. Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah
klien;
d. Penafsiran objektif atas tujuan
terapeutik
Behavior therapy beranggapan bahwa kondisi klien merupakan akibat dari stimulus
konselor, dengan begitu konselor dalam setiap mengadakan konseling harus
mempunyai stimulus kepada klien, sehingga klien dengan mudah dan cepat
merasakan stimulus yang diberikan.
Teknik-teknik Behavioral Therapy
Teknik-teknik yang dapat dilakukan
dalam behavioral therapy adalah sebagai berikut :
a. Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik relaksasi yang
digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negative biasanya
berupa kecemasan, dan menyertakan respon yang berlawanan dengan peilaku yang
akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang berangsur dan santai.
b. Terapi Implosif
Terapi implosive dikembangkan atas dasar pandangan tentang
seseorang yang secara berulang-ulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan
konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan
akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-stimulus
yang menimbulkan kecemasan.
c. Latihan Perilaku Asertif
Latihan perilaku asertif digunakan untuk melatih individu
yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau
benar.
d. Pengkondisian Aversi
Teknik pengkondisian diri digunakan untuk meredakan
perilaku simptomatik dengaj cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan,
sehingga yang tidak dikehendaki tersebut terhambat kemunculannya.
e. Pembentukan Perilaku Model
Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku baru
pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada
klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audio,model fisik atau lainnya yang dapat teramati dan dipahami jenis
perilaku yang akan dicontoh.
f. Kontrak Perilaku
Kontrak perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau
lebih (konselor dank lien) untuk mengubah tertentu pada klien. Dalam terapi ini
konselor memberikan ganjaran positif dipentingkan daripada memberikan hukuman
jika kontrak tidak berhasil.
Kelemahan Dan Kelebihan Behavioral Therapy
Kelebihan yang terdapat dari behavioral therapy ialah memiliki berbagai macam teknik
konseling yang teruji dan selalu diperbaharui; waktu dalam konseling relatif
singkat; kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan
tujuan dan pemilihan teknik.
Kelemahan yang terdapat dari behavioral therapy ialah mengabaikan faktor relasional penting
dalam terapi; tidak memberikan wawasan; mengobati gejala bukan penyebab;
melibatkan kontrol dan manipulasi oleh konselor.
Daftar Pustaka :
Corey G. (2009). Theory and practice of counseling and
psychotherapy (8th ed.). Belmont, CA:
Brooks/Cole.
Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang : UMM Press